Iklan Adsense Otomatis

Asal Nama Kota Surabaya, Jawa Timur - Cerita Rakyat

Cerita Rakyat Kota Surabaya 

www.goodnewsfromindonesia.id

Dahulu kala kisah pertarungan antara ikan hiu dan buaya memiliki sifat yang sama-sama angkuh dan tak mau kalah di tepatnya di Laut Jawa. Karena tinggal berdampingan, kedua hewan ini sering berselisih dan berkelahi ketika memperebutkan makanan yang tersedia di laut dan lagi-lagi tidak ada yang bisa menang dan tidak ada yang bisa kalah. Akhirnya, kedua hewan ini mencapai rasa bosan dan lelah jika harus terus berkelahi demi merebutkan makanan. Lalu mereka menyadari hal itu, kemudian hiu dan buaya sepakat mengadakan perjanjian tentang pembagian area kekuasaan di laut.

Kata Ikan Hiu Sura- Hai Buaya, lama-lama aku bosan berkelahi denganmu. Sahut Baya- Hmm, Aku juga, Sura. Tanya Buaya- Lantas, semestinya kita harus melakukan sesuatu supaya perkelahian kita ini bisa berhenti?. Jawab Ikan Hiu Sura- Alangkah baiknya, kita membagi daerah ini menjadi dua daerah kekuasaan dimana sama-sama memiliki ketersediaan makanan yang cukup bagi kita masing-masing. Aku berkuasa di dalam air, maka bisa mencari mangsa di dalam air, sedangkan engkau baya barkuasa di daratan, maka mangsamu harus pula yang ada di daratan. Untuk batasnya, kita dapat menentukan terlebih dahulu tanah yang dapat dicapai air laut pada saat pasang surut!. Sahut Buaya sambil mengangguk- Oke dapat disetujui gagasanmu itu, Sura!.

Dengan dibuatnya perjanjian tersebut, untuk beberapa waktu kemudian Ikan Hiu Sura dan Buaya tak pernah telihat berkelahi lagi. Dan keduanya sepakat untuk saling menghormati wilayah kekuasaannya masing-masing. Namun, selang waktu begitu lama, ikan-ikan (makanan) yang menjadi mangsa Ikan Hiu Sura mulai habis di lautan. Sekelompok ikan yang tersisa bermigrasi menuju ke muara sungai Brantas karena takut dimangsa oleh Ikan Hiu Sura. Dengan menyadari hal itu, tindakan Ikan Hiu Sura terpaksa dengan sembunyi-sembunyi mulai mencari mangsanya di pesisir muara sungai agar tidak ketahuan oleh buaya. Tanpa disadari Ikan Hiu Sura, ternyata buaya mengetahui perbuatan Ikan Hiu Sura dan tanpa basa-basi langsung menyerangnya. Tanya Buaya- Sura, Mengapa kau melanggar perjanjian yang sudah kita berdua buat dan sepakati, sehingga kamu berani-beraninya memasuki wilayah pesisir sungai merupakan daerah kekuasaanku?. Sahut Ikan Hiu Sura melontarkan beberapa pertanayaan- Pembual, Aku melanggar perjanjian?. Ingatkah Buaya akan bunyi perjanjian kita buat? Bukankah sungai ini berair? Dan karena ada airnya, jadi sungai ini juga termasuk daerah kekuasaanku, bukan?. Jawab Buaya mengelak dan ngotot- Apa yang kamu maksudkan, Ikan Hiu Sura? Bukankah sungai hingga pesisir sungai itu berada di darat, sedangkan daerah kekuasaanmu di laut, berarti sungai ini termasuk daerah kekuasaanku!. Sahut Ikan Hiu Sura dengan melontarkan argumentasi pertanyaan lagi- Ohh Tidak bisa, Buaya. Bukankah aku tidak pernah sekalipun mengatakan kalau air itu hanya air laut? Bukankah pula air sungai itu air. Jawab Buaya bernada menghentak dan marah- Hmm, rupanya sengaja kau mencari gara-gara denganku, Ikan Hiu Sura?. Jawab Ikan Hiu Sura- Tidak!! Alasanku sudah cukup kuat dan aku berada posisi benar!. Jawab Buaya mulai akan menyerang- Kau memang benar-benar sengaja mengakaliku, Ikan Hiu Sura. Memangnya, Aku tidaklah sebodoh yang engkau kira, Sura!. Jawab Ikan Hiu Sura- Aku tidak mempedulikan kamu itu pintar atau bodoh, jelasnya sungai dan laut merupakan daerah kekuasaanku!. Tentu Sura tak mau mengalah. Adu mulut antara Sura dan Baya pun belum berakhir, akhirnya timbul perkelahian yang sengit. Karena keduanya merasa sama-sama tidak mengalah menjadi sangat seru dan dahsyat.

Hitungan waktu sekejap, berubahlah air sungai disekitarnya tempat perkelahian itu menjadi merah merona karena simpah darah yang keluar dari luka kedua binatang itu. Ikan Hiu Sura dan Buaya bertarung mati-matian. Dimana Buaya mendapat gigitan Ikan Hiru Sura di ujung ekor sebelah kanannya, sehingga ekor tersebut selalu membengkok ke kiri. Sedangkan Ikan Hiu Sura tergigit ekornya oleh Buaya hingga nyaris putus. Terlihat keduanya sama-sama terluka parah, kemudian mereka menghentikan perkelahian. Ikan Hiu Sura pun mengalah dan akhirnya kembali ke laut. Sedangkan Buaya yang menahan sakitnya dari serangan Ikan Hiu Sura merasa puas karena telah mampu mempertahankan daerah kekuasaannya yang akan direbut oleh Ikan Hiu Sura. Tak berselang waktu lama, dapat diketahui bahwa kedua binatang ini ternyata mati karena luka yang cukup parah dari bekas perkelahian antara kedua binatang ini. Dan untuk mengenangnya, penduduk Kota Surabaya sekitar menyatakan memberi nama Surabaya dan monumen Hiu dan Baya pada daerah disekitar tempat perkelahian antara Ikan Hiu Sura dan Buaya tersebut.

Sesampai akhir cerita rakyat asal-usul Surabaya. Semoga makna terselip dari cerita ini, kita dapat mengambil hikmah atau pesan moral bahwasannya pertempuran atau peperangan dikarenakan hal sepele tidaklah bisa menyelesaikan masalah dan akan menyebabkan masalah baru. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kearifan dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan segala problematika kehidupan seksama.