Iklan Adsense Otomatis

Cerita Pendek: KUTUKAN KERDIL MENJADI PANGERAN GAGAH BERANI

BADDAY

"KUTUKAN KERDIL MENJADI PANGERAN GAGAH BERANI"

 

 Di waktu lampau, ada sepasang suami istri yang tinggal di perkampungan sempit. Pekerjaan suaminya adalah buruh tani, sedangkan sang istri buruh cuci rumah tangga. Akan tetapi, lambat laun mereka semakin tua. Di usia yang tua, mereka pun tidak mempunyai seorang keturunan. Setiap hari mereka meminta kepada Sang Pencipta agar di usia yang mulai pudar segera dikaruniai seorang anak sholeh/sholehah. Tetapi, Sang Pencipta belum mendengarnya. Hingga sepasang suami istri tersebut mencapai titik jenuh mereka memohon kepadaNya. 

Sepasang suami istri tersebut berdoa dengan rintihan tangisnya yang pilu “Belas kasihan Ya Gusti, dengan semakin tuanya kami, berikanlah kami keturunan, apapun yang Engkau berikan, pasti kami akan senantiasa merawatnya sebaik mungkin.”

Dengan kesungguhan mereka berdoa. Sang Pencipta mengkabulkan doa mereka. Tiba–tiba bayi kecil keluar dari tetesan air yang datangnya tak terduga sampai ke tangan mereka. Dengan terkejutnya mereka menangis terharu, bahwa doa mereka terdengar hingga dikabulkan. 

“Terima kasih, Ya Gusti. Engkau mengabulkan doa kami. Kami sungguh tidak bisa berbuat apa–apa lagi. Hanya memohon kepadaMu yang bisa kami lakukan. “ 

Akhirnya, mereka pulang ke rumah dengan suasana gembira. Mereka memberi nama Badday. Lima tahun kemudian, ia tumbuh normal. Akan tetapi, tubuh mungilnya tidak bisa menjadi tinggi alias kerdil. Sepasang suami istri tersebut kebingungan. 

“Mengapa Badday tidak bisa tumbuh tinggi?” 

Mereka tidak kehabisan akal, mereka membuat bola–bola kecil dari nasi sehingga Badday melahap habis. Akan tetapi, upaya mereka tidak menghasilkan apapun.

Ketika Badday bermain dan berkumpul bersama teman lainnya, sering sekali ia dikucilkan, diejek dan dihina. “Sudah kerdil, jelek pula parasmu itu!”

Badday tinggal diam dengan ejekan teman–temannya, jawab Badday “ Suatu saat aku akan buktikan kepada kalian. Bahwa aku akan berguna serta sukses suatu saat nanti”.

Malam pun tiba, mereka kembali pulang ke rumah masing – masing. Badday merenungkan ejekan teman–temannya. 

“Kalau aku begini terus, maka tidak ada perubahan. Mereka tetap mengejekku”. Badday membuat benda yang runcing seperti jarum dari rambutnya. Sehingga benda tersebut bisa menjadi senjata untuk dirinya. 

Akhirnya, Badday memutuskan untuk meninggalkan rumah dan orangtuanya. Badday berkelana, hingga ia menemukan sebuah istana yang megah dan ia menghampirinya.

“Tok…..Tok……Tok”

Raja berkata, “Iya, sebentar! Lalu ia membukakan pintu…..” Ia terkejut…. “Kok, tidak ada orangnya” 

Sahut Badday “Aku Badday, aku di bawah kakimu.”

“Hah….. Badday. Ada apa gerangan kesini? Adakah yang bisa saya bantu?”

“Raja, bisakah Engkau memberikan pekerjaan yang bagus sesuai denganku,” kata Badday.

Pikiran Raja Mana bisa iya, dengan tubuh sekecil ini!. 

Tetapi Raja merespon baik, ”Apabila kamu menjadi pengawal untuk putri saya, apa jaminannya? Sehingga bisa menghilangkan keraguanku.”

“Begini Raja, taruhlah aku di saku bajumu. Senantiasa aku akan melindungimu dari musuh – musuhmu. Dengan cara melompat, aku bisa menancapkan jarum ke mata musuhmu.”

“Iya, aku percaya dengan keahlian yang kamu punya.”


Suatu hari, Putri kerajaan ingin jalan–jalan ke hutan. Raja meminta Badday mengawal putri kesayangannya. 

Sang Putri kaget dan bertanya ”Yah, mengapa aku dikawal dengan orang kerdil, Ayah?”

Raja menjawab, ”Tidak apa–apa, ayah percaya kepada Badday. Bahwa ia senantiasa melindungimu.”

”Putri, masukkanlah aku ke dalam saku bajumu. Aku akan melindungimu dari segala ancaman yang ada.” 

Putri berkata, “Dengan cara apa, kamu melindungi aku?”

”Dengan cara, jarum yang sudah kubuat dari rambutku sendiri. Aku akan melompat ke mata musuhmu, tuan Putri!”

“Iya, aku percaya kepadamu!”

Ketika perjalanan ke hutan, Putri diserang makhluk raksasa yang mengincar nyawa sang Putri. Akan tetapi, Badday dengan lantangnya menantang iblis itu. “Hai iblis jelek, jangan sekali–sekali kamu menyakiti tuan Putri. Langkahi nyawaku terlebih dahulu. Ayo, kita berkelahi”. “Hahahahaha..... Kerdil, kamu bisa apa, kamu hanya bisa berlagak saja! Ayo, kita buktikan siapa yang menang!” 

Dengan kecerdikan dan senjata jarum Badday, ia berhasil mengalahkan iblis itu. Akhirnya, tuan Putri berterimakasih dan memeluk Badday. Tak lama kemudian, sesuatu yang aneh muncul. Badday diselimuti awan putih menggumpal dan berubah menjadi pangeran yang gagah dan perkasa. Putri terkejut, ”Siapa gerangan?” Aku Badday, pengawalmu tuan Putri. Tuan Putri telah menyelamatkan aku dari kutukan kerdil hingga berubah ke wujud asliku. 

Berita gembira, terdengar sampai telinga sang Raja bahwa Badday bukan kerdil melainkan karena kutukan sehingga ia menjadi kerdil. Sampai kagum melihat Badday, Raja pun ingin menikahkan Putrinya dengan Badday. 

Ketika Badday menikah dengan tuan Putri, maka Badday menjemput kedua orang tuanya yang tinggal di perkampungan untuk pindah bersamanya di istana yang megah. Hingga kehidupan mereka bahagia selamanya.