Iklan Adsense Otomatis

Prolog, Aksi-Aksi dan Pelaksanaan Pemberontakan G30 S/PKI


PERISTIWA PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI

G30 S/PKI adalah pengkhianatan yang dilakukan PKI untuk merebut kekuasaan pemerintahan dan mengubah ideologi menjadi komunisme. PKI menghalalkan segala cara dalam melancarkan aksinya mulai dari menculik hingga membunuh para pewira tinggi TNI AD (Angkatan Darat).


           A.    Prolog Pemberontakan G 30 S/PKI

Tahap awal yang dilakukan adalah OFESIF REVOLUSIONER.
Maksud dari tahap tersebut adalah menyusupkan pemuda PKI ke dalam tubuh aparatur Negara (seperti TNI, Organisasi Politik, dan Organisasi Kemasyarakatan Aktif lainnya).
Tahapan ini meliputi kegiatan sabotase dan aksi–aksi sepihak yang merugikan. Tindakan sabotase meliputi kasus terhadap sarana vital pemerintahan seperti kasus tabrakan kereta api. Dari bulan januari hingga juli kasus kasus tabrakan kereta api terus meningkat tajam.
Setelah kegiatan HUT PKI ke-44, D.N. Aidit selaku ketua CC PKI mengadakan gerakan TURUN ke BAWAH dengan maksud menarik dukungan kaum petani miskin dengan menggunakan dalih membela petani dan melakukan kampanye menuntun dilaksanakan UU No.2/1960 dan UU Pokok Agraria No. 5/1960.

Aksi – Aksi yang dilakukan PKI diantaranya :

1.      Agitasi dan Propaganda

Tujuannya untuk mengadu domba agar para aksi emosi, untuk itu PKI menggunakan komponen-komponen pers yang sudah didominasi PKI seperti Kantor Berita Antara dan Persatuan Wartawan Indonesia. PKI membangkitkan semangat progesif revolusioner dengan melakukan pidato–pidato ajakan agitasi di forum pemerintahan maupun nonpemerintahan.

2.      Isu Dewan Jendral

PKI membuat Biro Khusus PKI tujuannya untuk menciptakan citra buruk TNI AD (Angkatan Darat) di muka masyarakat sehingga isu tersebut dapat tersebar luas hingga ke telinga Presiden Soekarno. Selain itu juga, disebarluaskan ke dalam anggota PKI sendiri tujuannya menumbuh subur kebencian dan sikap permusuhan terhadap pemimpin TNI AD (Angkatan Darat).

3.      Isu Dokumen Gilchirst

Gilchirst adalah Duta Besar Inggris di Jakarta. Dokumen yang sekiranya menyebutkan adanya petinggi di lingkungan TNI AD (Angkatan Darat) yang bertugas menilai kebijakan politik pada masa Presiden Soekarno. Sehingga saat itu, Presiden Soekarno memanggil panglima angkatan ke Istana Negara. Di dalam pertemuan, Jendral Ahmad Yani menerangkan bahwa TNI AD (Angkatan Darat) tidak ada petinggi menilai kebijakan politik presiden, tetapi hanya memberi saran atau pendapat kepada presiden tentang jabatan dan kepangkatan pewira tinggi TNI AD (Angkatan Darat).

4.      Pembentukan Angkatan Kelima

Selain melakukan tindakan anarkis, PKI juga menggunakan strategi ganda
1.  Melalui parlemen saat PKI mengusulkan agar dibentuk Angkatan Kelima yang beranggotakan para buruh dan petani, namun ditentang oleh perwira TNI AD (Angkatan Darat)
2.    Membentuk biro khusus PKI yang dipimpin oleh Syam Kamaruzam, tugasnya untuk menyusun dan mempersiapkan perebutan kekuasaan dengan cara tindakan kekerasan.
Ditambah lagi, D.N. Aidit duduk menjadi Menteri Negara dan anggota lainnya PKI duduk di berbagai lembaga resmi sehingga dapat mengutungkan PKI dalam melebarkan sayap dan melancarakan rencana rencana yang dibuat.
Anggota PKI saat itu berkembang pesat mulai diantaranya BTI, CGMI, HIS, PR dan Gerwani.
Pada akhir desember 1964 ditemukan dokumen yang isinya rencana untuk merebutkan kekuasaan di Indonesia, akan tetapi PKI membantah dan membuat alibi (menyampaikan sesuatu dengan maksud yang tidak sebenarnya) kalau dokumen tersebut adalah buatan anggota anti PKI. Padahal terlihat jelas bahwa PKI sedang mempersiapkan pemberontakan yang dipimpin oleh Syam Kamaruzam. Rencana biro khusus terdapat dua tahap, diantaranya :
1.   Menyingkirkan pemimpin TNI AD (Angkatan Darat) , Setelah jabatan TNI AD (Angkatan Darat) kosong diisi oleh tokoh-tokoh pembela atau simpatisan PKI kemudian membentuk NASIONAL KOMUNISME berupa dewan revolusi.
2.      Perebutan kekuasaan dan mengganti Dasar Negara menjadi komunisme
Ditambah lagi isu Ir. Soekarno sakit yang menyebabkan celah sebagai peluang besar bagi PKI untuk menduduki pemerintahan

    B.     Pelaksanaan G30 S/PKI

Untuk melakukan operasi rencana pemberontakan dari G30 S/PKI, maka dibentuk tiga pasukan , diantaranya :
1.   Pasukan Pasopati: bertugas menculik para pemimpin TNI AD (Angkatan Darat) dan diasingkan ke lubang buaya
2.      Pasukan Bima Sakti: Kapten Suradi sebagai pemimpinnya menguasai Jakarta yang dibagi menjadi enam area.
3.      Pasukan Gatotkaca: Bertugas sebagai pasukan cadangan untuk menampung tawanan hasil penculikan dan pembunuhan serta penguburan tawanan tersebut
Letkol Untung bersama Syam, Pono, Brigjen TNI Supardjo, dan Kolonel Latief tiba di lubang buaya pada 1 Oktober 1965, sekitar pukul 01.30, mereka memberikan perintah kepada pasukan yang telah ditetapkan seusai dengan rencana dan menetap di pondok Gede, Karena pondok Gede sebagai daerah pemunduran dan dibawa Mayor Udara Sujono, komandan resimen pasukan pertahanan pangkalan, pangkalan udara Halim Pardanakusumah yang letaknya tak jauh dengan lokasi pelatihan PKI (lubang buaya)