Iklan Adsense Otomatis

Analisis Pengembangan Bisinis Catering Bu Mimin

Bussiness Plan "Catering Bu Mimin Surabaya"


untuk memenuhi kuliah Analisis Informasi Bisnis

1. Pendahuluan

Wabah virus corona yang menyerang dunia, termasuk Indonesia telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam beraktivitas. Penerapan social distancing dan work from home mulai diterapkan demi menekan penularan virus corona. Kondisi tersebut menjadi 'pukulan' yang tak terhindarkan bagi banyak sektor usaha, salah satu contoh usaha yang terkena dampak dari pandemi ini adalah usaha catering.

Dilansir dari detikfinance (2020), menurut Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) para pengusaha catering mengalami kejatuhan omzet hingga 40% dibandingkan sebelumnya adanya pandemi Covid-19. Padahal mendekati Ramadan biasanya banyak orang yang bakal menggelar acara. Tentu saja bisnis catering akan diuntungkan karena event-event yang digelar membutuhkan jasa penyedia makanan. Sayangnya merebaknya virus Corona membuat peluang tersebut hilang sehingga pemasukan pebisnis katering turun drastis, dibandingkan sebelum ada wabah Covid-19. maka dari itu mereka pun harus putar otak demi mempertahankan bisnisnya

Salah satu usaha catering di Surabya yang masih berjalan di tengah wabah covid-19 adalah catering Bu Mimin. Catering “Bu Mimin” didirikan atas mimpi Ibu Mimin untuk berkarya di dunia catering. Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang Food, Bu Mimin menggabungkan beberapa keahlian didalam semua produk “Bu Mimin”. Diantaranya keahlian di Handy Craft, Design, Food and Baverage, Research, Management, Marketing dan lain sebagainya.

Strategi dari catering bu mimin di kala pandemi ini adalah dengan mengambil orderan yang di peruntukkan untuk donasi. Dengan inovasi yang seperti ini maka catering bu mimin akan tetap dapat berlanjut dan berjalan di tengah pandemi ini . Inovasi lain dari Catering bu mimin adalah lebih mengencarkan lagi promosi di media sosial dengan tujuan untuk menarik minat pembeli di kala program work from home dan PSBB. Karena dapat kita ketahui sendiri jika di kondisi yang sekarang, jumlah orang yang menghabiskan waktu di sosial media akan semakin bertambah, jadi dengan promosi yang di lakukan di instagram, Facebook, dan web adalah salah satu inovasi yang tepat demi keberlangsungan usaha ini.

2. Ringkasan Business Plan

Bisnis yang akan dijalankan adalah bisnis dalam bidang makanan. Melihat situasi saat ini dimana masyarakat dihimbau untuk tetap berada di rumah, bismis makanan adalah salah satu yang masih cukup bisa bertahan dibanding bisnis dalam bidang hiburan seperti bioskop atau tempat wisata. Hal ini dikarenakan pekembangan jaman dimana msayarakat dimudahkan dengan jasa pengantaran makanan. Saat pandemi ini, jasa yang paling banyak digunakan adalah jasa pengantaran, sehingga bisnis makanan pun masih bisa berjalan dengan cukup baik. Orang yang ingin menikmati makanan enak dari luar rumah, hanya perlu memesan dari aplikasi jasa pengantaran makanan. Melihat kondisi keuangan masyarakat baik yang masih bekerja di luar, di rumah atau yang terpaksa berhenti bekerja, bisnis ini pun cukup sesuai untuk mereka yang membutuhkan. Rencana bisnis bidang makanan yang akan kami jabarkan adalah bisnis catering. Bisnis catering sendiri sudah termasuk dengan jasa pengantaran. Ditambah lagi, di masa pandemi ini ketika cukup banyak orang sudah mulai lelah belanja dan masak sendiri, orang bisa memesan masakan rumahan pada jasa catering. Jadi, rencana bisnis catering ini sudah sangat cukup menguntungkan melihat keadaan dan banyaknya kemudahan akses.

Bisnis catering yang kami ingin kembangkan ini berdasarkan bisnis "Catering Bu Mimin" .Kami ingin mengembangkan bisnis tersebut menjadi lebih luas dengan menambah atau mengubah sedikit rencana bisnis Catering Bu Mimin yang sudah ada. "Catering Bu Mimin" sudah terstruktur dengan cukup baik, namun kami ingin mengembangkannya agar bisa jadi lebih baik lagi. Dilihat dari menunya, kami ingin memberikan penambahan pada variasi menu agar lebih banyak pilihan. Selain itu, ada kemungkinan mengubah strategi pemasaran agar bisnis ini bisa dikenal lebih banyak orang di pasaran. Untuk prosedur pemesanan pun akan dikembangkan lagi agar bisa mudah menjangkau banyak daerah. Pengembangan bisnis ini lebih lanjut dan detail akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

3. Analisis Strategi Bisnis Bu Mimin Catering

Bisnis catering saat ini telah menjamur di pasaran, Laeliyah (2017). Karena bisnis catering merupakan suatu bisnis yang cukup menjanjikan Wibowo dan Bachtiart (2018). Maka tidak akan mampu mempertahankan pada posisi yang selalu menguntungkan. Bahkan terkadang berada pada posisi yang stabil atau posisi yang memprihatikan saat ini. Dalam strategi pemasaran catering hal yang sulit adalah mempertahankan konsumen untuk menjadi pelanggan pada saat pademi corona kini. Seperti yang terjadi pada salah satu catering yang berada di Surabaya adalah Bu Mimin Catering.

Untuk itu, bisnis Bu Mimin Catering perlu menerapkan analisis strategi pemasaran untuk mendukung pengembangan suatu usahanya agar mampu memberdayakan masyarakat yang mandiri dengan menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Merujuk pada penelitian dari Laeliyah (2017) menyebutkan analisis strategi pemasaran sebagai berikut. Pertama analisis strategi intensif. Strategi ini berkaitan dengan produk-produk yang dihasilkan oleh Bu Mimin Catering. Dalam praktiknya, strategi ini dilakukan oleh Bu Mimin Catering diantaranya:

a.) Strategi Penetrasi Pasar. 

Dalam menerapkan strategi penetrasi pasar, Bu Mimin Catering berusaha aktif dalam kegiatan pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi sedang wabah kini, seperti menerima pesanan paketan rantangan yang lebih terjangkau dan siap order setiap saat. Selain itu, Bu Mimin Catering juga melakukan aktivitas pemasaran dan promosi yang intensif pada produk makanan-makananya melalui website (https://www.bumimin.co.id/) untuk pemesanan makanan dan juga blog dimana keduanya menampilkan berbagai gambar-gambar makanan beserta penjelasan singkatnya sehingga dapat meningkatkan keinginan konsumen untuk membeli masakan dari Bu Mimin Catering. Dari pemaparan berikut ini, Bu Mimin Catering selalu berusaha mengembangkan pasar yang sudah ada, agar pasar tidak jenuh.

b.) Strategi pengembangan produk. 

Bu Mimin Catering menghasilkan beraneka jenis menu paket hidangan makanan juga tradisional snack. Kemudian ditindaklanjuti dengan pengembangan produk agar produk tersebut menarik pelanggan. Pengembangan produk dilakukan oleh Bu Mimin Catering yakni dengan melakukan aspek entertainment di dalam setiap produk “Bu Mimin”, dapat dilihat pada paket-paket menunya yang sangat entertaint, misal menyajikan menu Tampah berikut Tungku Pemanas, sehingga pelanggan mempunyai pengalaman berbeda.

Selanjutnya adalah analisis strategi diversifikasi konsentris. Untuk analisis ini, dalam praktiknya, Bu Mimin Catering menghasilkan varian produk yang tertuang pada aneka paket menu makanan yang tersedia seperti frozen food, gift pack, lunch box, tumpeng, keroyokan, prasmanan, nasi bebek dan tradisional snack. Di samping itu, Bu Mimin Catering menghasilkan produk lainnya selain makanan yaitu sambel dalam kemasan, juga terdapat produk cemilan yang khusus dikeluarkan saat bulan Ramadan yaitu udang crispy. Dengan adanya analisis strategi ini memiliki tujuan untuk mengurangi risiko jika terjadi gagal pada salah satu produk yang dihasilkan, sehingga Bu Mimin Catering masih mempunyai cadangan hasil penjualan dari produk lain

4. Deskripsi Usaha

Catering “Bu Mimin” merupakan usaha yang didasari oleh kecintaan bu Mimin dalam dunia art and food atas dasar inilah terbentuk sebuah impian bu Mimin untuk membuat usaha catering. Catering Bu Mimin selalu berkomitmen mempertahankan Citra Rasa Tradisional. Pelanggan kami dapat menemukan beberapa menu daerah yang populer dan Bu Mimin akan terus menambah menu daerah. Beberapa menu dari catering “Bu Mimin” seperti nasi kotak, tumpeng, jajan pasar/ snack tradisional, prasmanan, paket hantaran, paket oleh-oleh, frozen food, minuman.

Variasi menu yang sangat banyak, bukan berarti kami hanya memiliki beberapa menu andalan, semua menu kami adalah andalan kami, kami sangat serius dalam setiap menyajikan menu atau produk produk kami. Jaminan akan bahan bahan yang segar dan sehat menjadi misi penting kami. Autentik Menu juga merupakan prioritas kami, dimana Indonesia sangat kaya dengan menu daerah.

Selain menggunakan menu daerah yang populer, catering “Bu Mimin” juga menggabungkan aspek Entertainment dan teknologi didalam setiap produk “Bu Mimin”, bisa anda lihat pada paket paket menu kami yang sangat entertaint, misal menyajikan menu Tampah berikut Tungku Pemanas, Tumpeng 2-T yang dipadu dengan Jam Dinding, sehingga pelanggan mempunyai pengalaman berbeda karena keunikan dari produk tersebut.  
 

5. Rencana Usaha

Usaha catering rumahan merupakan usaha penyediaan aneka makanan untuk jumlah yang cukup besar. Usaha catering rumahan saat ini cukup diminati karena kebutuhan akan makanan tidak akan pernah ada habisnya utamanya pada musim pandemic seperti saat ini yang membuat orang orang tidak dapat keluar rumah. Selain itu jika dilihat dari sudut pandang efisiensi dan biaya, usaha ini banyak menghemat biaya investasi usaha. Seperti tempat, dan peralatan rumah tangga dapat menggunakan yang telah ada sebagai langkah awal. Dalam pembuatan perencanaan bisnis tidak harus secara terperinci ataupun mendetail yang terpenting adalah jelas untuk kita pahami dan ada gambaran tertulisnya. Perencanaan Bisnis tersebut juga berguna antara lain sebagai berikut:

1.) Menjadi panduan bergerak dan tindakan dalam memulai bisnis;

2.) Mengurangi kegiatan dan kebutuhan yang tidak diperlukan;

3.) Mengetahui perkiraan kebutuhan modal usaha;
 

4.) Menghindari pemborosan biaya, barang, waktu yang tidak diperlukan
 

5.) Menjadi panduan untuk menjalankan strategi marketing, pengembangan SDM, pengembangan produk dan target bisnis itu sendiri;

6.) Efisiensi dalam penggunaan barang, waktu, biaya dan tenaga untuk bisnis.

Beberapa perencanaan produksi yang harus juga diperhatikan dalam melakukan rencana usaha

1.) Perencanaan Produksi.

Kita harus menetapkan produk yang kita buat merupakan produksi sendiri atau tidak serta perencanaan supplier dan bahan baku

2.) Perencanaan Modal Usaha.

Dalam perancanaan modal usaha kita perlu membuat beberapa anggaran, antara lain:

a.) Anggaran biaya untuk modal kerja. Modal kerja dalam suatu usaha perlu penganggaran agar pengeluaran perusahaan tidak melewati batas modal yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri;

b.) Anggaran untuk modal investasi;

c.) Penentuan biaya usaha secara keseluruhan.

3.) Perencanaan Target Bisnis.

Target bisnis sangatlah penting. Karena kesuksesan suatu bisnis sangat ditentukan oleh seberapa banyak produk yang bisa terjual. Dengan kata lain semakin besar omset penjualan semakin tinggi juga keuntungan ynag didapatkan. Penetapan target yang benar adalah tidak hanya menentukan dasar angka target tersebut saja, melainkan juga harus berhubungan erat dengan faktor faktor lainnya seperti insentif, rencana pengembangan produk, kebijakan perusahaan, dan lain-lain.

4.) Perencanaan Pemasaran

Perencanaan pemasaran yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan Target market yang mana untuk sasaran dari produk ini adalah semua kalangan masyarakat dari mulai untuk anak-anak, remaja dan orang dewasa sehingga sasaran pemasaran dari produk makanan ini bisa cukup luas. Untuk Sistem Promosi sendiri kami mempromosikan usaha kami kepada masyarakat terdekat terlebih dahulu. mengenalkan usaha kami dan produk-produk makanan apa saja yang dapat kami buat. tidak tanggung-tanggung juga kami akan mempersiapkan dan menyajikan berbagai menu dalam setiap acara arisan keluarga, RT, atau perkumpulan yang kami ikuti. Dan kami tentunya akan meminta komentar dengan senang hati. Menurut kami dari sini kepercayaan kepada kami akan muncul dan akan tersebar dari mulut ke mulut, dan terkadang ini lebih efektif dibandingkan kita menyebar brosur. Tetapi jika usaha sudah mulai berjalan kami akan mulai menyebarkan brosur dan mungkin memasang spanduk iklan ditempat-tempat yang strategis agar lebih dikenali oleh semua orang.

Kegiatan usaha yang akan kami kembangkan meliputi pembuatan catering ini dibuat sendiri dan pemasaran produk yang dipasarkan dengan cara pemesanan dan jasa lain terkait dengan produk-produk tersebut. Untuk pembuatan produk sendiri kami mengerjakannya secara bersih, higienis dan tentunya terjamin karena kami mementingkan kebersihan dan kesehatan makanan. Kami juga menyediakan pesanan berupa snack seperti kue, jajanan pasar untuk kebutuhan rapat, acara pengajian, dan lain sebagainya.

6. Rencana Pemasaran

Bisnis catering Bu Mimin Surabaya merupakan bisnis catering rumahan yang sudah terlisensi sehingga memiliki kelebihan pada kualitas produknya yang dapat dipercaya oleh masyarakat (Marjuki dan Fadillah, 2014). Namun kekurangan dari bisnis catering yang sudah terlisensi adalah kurangnya kemampuan pengelola dalam mengatur harga untuk menyaingi pesaingnya yang lebih menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah. Maka dari itu untuk dapat bertahan ditengah perkembangan bisnis catering yang terus menerus berkembang melahirkan beberapa pesaing dibutuhkan adanya pengetahuan manajemen pemasaran yang tepat dalam bisnis catering (Rohmalia, 2013).

Hal yang paling mendasar adalah memahami karakter produk dan pelanggan sehingga dapat meningkatkan daya saing dan mencari terobosan pemasaran. Seperti pada waktu ini, situasi darurat yang mengharuskan masyarakat Indonesia untuk berada di dalam rumah saat ini dapat menjadi peluang ataupun kemunduran untuk bisnis catering rumahan. Maka dari itu bisnis catering bu Mimin harus dapat memperhatikan beberapa poin yang ada untuk dapat mempertahankan bisnisnya ditengah situasi saat ini. Menurut teori pemasaran konvensional, keberhasilan pemasaran suatu produk dapat ditentukan oleh bauran 4P yaitu Product, Price, Place dan Promotion. Dalam pengamplikasiannya pada bisnis catering rumahan bu Mimin empat faktor tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut:

a. Produk (Product)

Dalam produk pada usaha catering rumahan saat ini, gizi dan keamanan produk adalah fokus yang menjadi penekanan bisnis catering dan tidak bisa diabaikan karena menjadi aspek penting bagi kebanyakan pelanggan meskipun pada situasi biasanya aspek tersebut dapat diabaikan karena tidak terlalu penting bagi kebanyakan pelanggan. Bisnis catering bu Mimin juga dapat menerapkan penjualan bahan makanan yang masih mentah namun disediakan sesuai dengan resep menu-nya untuk menghindari skeptis konsumen terhadap produknya dengan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengelola bahan masakannya sendiri. Aspek penting yang harus diperhatikan lainnya adalah komposisi menu, kombinasi makanan, cita rasa makanan, bahan, warna maupun tekstur dari makanan. Selain itu penampilan makanan juga tidak kalah penting untuk menarik minat konsumen dalam membeli produk baik melalui website ataupun platform sosial media lainnya.

b. Harga (Price)
 

Penetapan harga diperhitungkan untuk dapat menyaingi dan memenuhi kebutuhan konsumen namun tidak dapat ditetapkan semurah-murahnya karena adanya pertimbangan gizi dan keamanan. Namun tetap pada perhitungan untuk menghindari kerugian dengan pertimbangan bahan dan biaya kirim. Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam harga adalah proses pembayaran dimana bisnis catering ini dapat memberikan kemudahan bagi konsumennya untuk membayar pesanan melalui website yang sudah ada.

c. Tempat (Place) dan Promosi (Promotion)
 

Tempat penjualan produk catering dilakukan di rumah dengan menempatkan banner di depan rumah untuk konsumen dapat mengetahuinya. Tempat pejualannya juga dilakukan melalui sosial media dan website untuk mendapatkan konsumen pada cakupan yang lebih luas. Promosi lebih fokus dilakukan pada beberapa platform sosial media dan website untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan informasi karena perilaku konsumen saat ini yang kebanyakan menggunakan internet dan berselancar pada sosial media mereka. Promosi juga dapat dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga yaitu reseller untuk dapat mendistribusikan dan mempromosikan produk kepada konsumen secara lebih baik lagi karena sebagai pengelola produk memiliki keterbatasan waktu dalam proses promosinya.

7. Perencanaan Organisasi

Seperti yang diketahui perencanaan merupakan proses menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya, yang mana ditujukan pada tindakan yang melalui proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang sudah diprediksi terlebih dahulu. Tentunya tujuan dari perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi, terdapat dua tujuan dari perencanaan organisasi yaitu :

1. Tujuan Perlindungan (Protective) 


Meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan

2. Tujuan Kesepakatan (Affirmative) 


Meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional. Pada hakikatnya, tiap sumber daya organisasional mewakili suatu investasi darimana sistem manajemen harus dapat pengembaliannya. Pengorganisasian yang sesuai dari sumber daya-sumber daya tersebut akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari penggunaanya.

Salah satunya yaitu Catering Bu Mimin ini harus melakukan program perencanaan terkait untung dan rugi utamanya ditengah pandemi covid-19. Sehingga perencaan organisasi ini membantu usaha Catering Bu Mimin untuk lebih melihat kondisi masalah ke depan yang normal untuk diproyeksikan dengan masalah sekarang ini. Serta memberikan keputusan yang tepat agar usaha catering Bu Mimin ini tidak mengalami kerugian. Tujuan organisasional adalah titik awal dari perencanaan , sebuah wirausahawan secara konstan diingatkan dengan apa yang dicapai dari usaha catering Bu Mimin. Dan supaya terhindar dari kerugian maka Catering Bu Mimin ini harus menerapkan fungsi dari perencanaan organisasi dalam mengelola usaha.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Islam dan Muhamad Miftakhul Syaikhuddin dengan judul jurnal Informasi di Lembaga Kursus dan Pelatihan Nusa Indah Jombang bahwa pemanfaatan kemajuan teknologi yang ada sekarang bukan lagi hal yang dianggap tabu, melainkan keharusan yang dipaksa unuk wirausahawan melakukan penjualan dengan menggunakan virtual online dan metode pesan antar apalagi ditengah pandemi ini (Islam & Syaikhuddin, 2018) Perencaan secara startegis harus dilakukan oleh manajemen Catering Bu Mimin karena perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada sebuah organisasi secara keseluruhan memandang wirausahawan sebagai unit total dan memutuskan apa yang hendak dilakukan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Perenacaan strategis ini sebagai tolak ukur untuk usaha catering usaha Bu Mimin pada jangka waktu 3-4 tahun ke depan ditengah wabah pandemi seperti ini. Perumusan strategi yang tepat, kemudian implementasi yang benasr serta pengukuran hasil strategi yang didapat dan yang trakhir melakukan evaluasi dari strategi yang sudah dilakukan.

8. Resiko

Dalam pengembangan usaha yanga kan dilakukan tentunya terdapat beberapa resiko. Adapun beberapa resiko yang dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya sebagai berikut:

Aspek Pemasaran

Risiko pemasaran dapat mengakibatkan turunnya penjualan serta rusaknya citra perusahaan yang ditandai antara lain oleh turunnya pangsa pasar dan kurangnya distribusi barang yang pada akhirnya akan mengakibatkan turunnya pendapatan. Turunnya pendapatan merupakan ancaman besar bagi perusahaan. Risiko pemasaran data bersumber dari kenaikan pajak yang akan mengakibatkan meningkatnya biaya produksi perusahaan sehingga menaikkan harga jual barang, perubahan selera konsumen, persaingan antara pengusaha yang tidak sehat, ketergantungan tinggi pada sedikit pembeli utama, terbatasnya distribusi produk, dll.

Dalam menjalankan risiko pemasaran yang dihadapi oleh pemilik usaha adalah:

1. Promosi

Dalam mengenalkan produknya, pemilik usaha melakukan promosi terbatas pada konsumen yang berada di lokasi usaha. Jangkauan promosi yang sempit menjadikan penjulan pun tidak sesuai dengan penjualan yang telah direncanakan. Mitigasi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas internal perusahaan, sehingga dapat melakukan promosi lebih luas.

2. Persepsi konsumen

Dikarenakan produk yang dijual merupakan produk baru, maka mayoritas konsumen memiliki rasa ”tidak percaya” terhadap produk. Hal tersebut menjadi tantanga bagi pemilik usaha untuk mengedukasi konsumen dan meyakinkan konsumen bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk yang personalize. Upaya dalam menghadapinya adalah dengan melakukan edukasi demi memperoleh kepercayaan konsumen yang dilakukan sebelum usaha dijalankan melalui memberi tester kepada teman maupun saudara terdekat dengan hal tersebut diharapkan mampu menularkan edukasi tersebut pada konsumen yang lebih luas.

3. Persaingan harga jual
 

Persaingan harga jual ini dirasakan pemilik usaha menyadari produk yang dijual merupakan produk yang baru dan belum dikenal masyarakat. Masyarakat akan membandingkan dengan produk makanan siap saji diet lainnya yang ada di Yogyakarta. Upaya dalam menghadapinya adalah menjadikan keunikan produk sebagai senjata dalam menarik minat beli konsumen.

4. Distribusi yang terbatas

Distribusi yang terbatas merupakan risiko pemasaran yang dihadapi oleh pemilik usaha. Keterbatasan kapasitas dalam distribusi menjadikan terbatas juga ,jangkauan distribusi yang dapat dijangkau oleh produk. Berjalannya usaha ini hanya memiliki satu driver yang bertugas mengantarkan produk kepada konsumen. Hal inilah yang menjadikan muncul keterbatasan dalam melakukan distribusi. Upaya dalam menghadapi risiko ini adalah dengan meningkatkan kapasitas internal sehingga distribusi dapat lebih luas, dengan harapan penjualan juga dapat meningkat.

Selain risiko-risiko di atas, ada risiko yang mungkin dihadapi adalah:
 

Munculnya Persaingan Usaha/Produk Jumlah pelaku bisnis dalam industri makanan dan minuman yang relati banyak dapat mempegaruhi daya serap pasar atas produksi. Hal ini dpaat menimbulkan banyaknya persaingan usaha/produk dalam pasar yang sama. Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat pun akan mendorong pelaku bisnis melakukan inovasi produk yang tidak menutup kemungkinan juga menghasilkan produk sejenis. Mitigasi: terus melakukan inovasi produk agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang akan terus berkembang dan tidak tertinggal dengan produk pesaing.

Aspek Operasional

Risiko proses adalah risiko mengenai penyimpangan dari hasil yang ditetapkan dari proses karena adanya penyimpangan atau kesalahan dalam kombinasi sumber daya (SDM, keahlian, peralatan teknologi dan material) dan perubahan lingkungan. Permasalahan prosedur merupakan salah satu benuk perwujudan risiko proses (Djohanputro, 2008). Kegiatan produksi dapat menciptakan risiko utama dalam proses produksi maupun risiko produk itu sendiri. Risiko dapat timbul apabila ternyata pengusaha tidak mampu menguasai teknologi yang diterapkan dalam usaha, sehigga gagal mencapai tingkat produktivitas yang telah diperhitungkan sebelumnya. Beberapa kemungkinan risiki pada aspek operasional antara lain: risiko bahan baku dan bahan pembantu, risiko musim, risiko teknis produksi dan teknologi, risiko produk dan lain-lain. Berjalannya waktu risiko dalam aspek operasional yang dihadapi pemilik usaha adalah:

1. Kenaikan Harga Bahan

Baku Produk yang dihasilkan merupakan produk yang sangat bergantung pada hasil alam seperti beras, sayur dan buah serta bahan baku yang beruppa daging (ikan, ayam, sapi), bahan baku mentah tersebut merupakan bahan baku yang rentan terhadap kenaikan harga. Kenaikan harga bahan baku mentah inipun memiliki pola yang dapat digunakan untuk mengantisipasi terjadi kenaikan bahan baku, misalnya ketika musim lebaran, natal akan mengalami kenaikan pada harga telur. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan harga di luar musim tersebut, contohnya harga ayam yang melambung tinggi diakibatkan mahalnya pakan ayam. Menghadapi hal tersebut, upaya yang dilakukan oleh pemilik usah adalah dengan mengganti bahan baku dengan yang lainnya (misalnya, ketika musim ayam naik, bisa digantikan dengan daging ikan atau daging sapi). Selain dengan mengganti bahan baku yang digunakan, pemilik usaha sudah mengantisipasinya dengan memberikan kelebihan harga ketika menentukan kebijakan harga ditetapkan.

2. Bahan baku yang mudah rusak

Bahan baku yang digunakan dalam usaha ini merupakan bahan baku mentah yang mudah rusak, seperti sayuran menjadi layu (tidak dapat disimpan dengan jangka lama) serta daging yang juga menjadi tidak segar, sehingga bahan baku mentah tidak bisa disimpan dengan jangka yang panjang. Maka upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha adalah dengan memperhitungkan kebutuhan bahan baku sesuai dengan jumlah produksi, hal ini dinilai sebagai upaya meminimalisirkan adanya kerusakan bahan baku yang dapat menyebabkan kerugian. Selain itu, pemilik usaha memilih membeli bahan baku di pasar setiap pagi untuk menjaga kesegaran bahan baku, juga untuk menghemat biaya transportasi yang timbul karena pengiriman dan biaya yang muncul karena penyimpanan jika bahan baku diperoleh dari petani.

3. Memiliki masa kadaluarsa

Produk makanan merupakan produk yang memiliki masa kadaluarsa apalagi makanan siap saji. Produk makanan siap saji merupakan produk yang tidak bisa disimpan dalam jangka lama, dikarenakan produk yang dihasilkan tidak menggunakan pengawet dan memang ditujukan untuk segera dinikmati. Upaya dalam menghadapi risiko tersebut dengan memutuskan melakukan produksi sesuai dengan jumlah pesanan yang dibuat, sehingga konsumen menerima produk dalam keadaan fresh. Namun, pemilihan metode ini pun juag berdampak ketika ada konsumen yang mendadak ingin membeli pada hari itu (tanpa pesan)

Aspek Sumber Daya Manusia

Risiko yang mungkin muncul dalam aspek sumber daya manusia adalah berhubungan dengan karyawan itu sendiri, sifat karyawan yang kurang baik (malas, kurang bertanggungjawab, kurang disiplin, tidak jujur) dapat menimbulkan dampak yang kurang baik dalam produksi. Berjalannya bisnis risiko aspek SDM yang dihadapi pemilik usaha, adalah
 

1. Keterbatasan SDM

Terbatasnya jumlah karyawan yang dimiliki berakibat terganggunya proses produksi, ketika salah satu karyawan tidak masuk, misalnya koki ijin dikarenakan ada acara keluarga. Kondisi ini berakibat menganggu proses produksi. Upaya yang dilakukan pemilik usaha adalah dengan mencari pengganti harian untuk fungsi yang kosong. Hal ini juga menjadikan pemilik usaha sebagai pengawas mempunyai pekerjaan ekstra agar tidak mengganggu produk yang dihasilkan.

2. Kesalahan karena faktor manusia

Menyadari bahwa manusia tidak pernah luput dari kesalahan, misalnya dengan timbangan yang tidak sesuai atau pelabelan yang keliru. Upaya yang dilakukan pemilik usaha adalah dengan melakukan pengawasan kepada karyawan agar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Aspek Keuangan

Mengelola keuangan suatu usaha bukan hanya dilakukan oleh usaha yang besar saja, tetapi usaha kecil dan menengah juga harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Karena kinerja keseluruhan suatu usaha sangat dipengaruhi oleh kinerja keuangan. Jika aspek keuangan tidak dipertimbangkan, maka akan berakibat pada investasi yang dikeluarkan, kapan modal akan kembali, rencana keuangan yang akan didapat dan sebagainya sama sekali tidak dapat diperkirakan. Berjalannya usaha, risiko aspek keuangan yang dihadapi sebagai berikut.

1. Keterbatasan dana

Sumber modal yang hanya berasal dari pemilik usaha mengakibatkan terjadinya keterbatasan dana/modal yang dimiliki. keterbatasan dana ini juga mengakibatkan ruang gerak keuangan pada usaha menjadi sempit, namun dituntut untuk mampu berjalan dengan dana tersebut. Upaya yang dilakukan pemilik usaha adalah dengan mengatur dengan maksimal dana yang dimiliki agar usaha tetap dapat berjalan, sehingga ada beberapa pos yang harus dikurangi bahkan dihilangkan dalam perhitungan keuangan tinggi.
 

2. Kesalahan Keputusan Harga Jual

Keputusan penetapan harga jual yang terlalu murah mengakibatkan keuangan bisnis masih mengalami kerugian. Kesalahan menetapkan harga jual ini jika tidak dilakukan evaluasi dapat mengakibatkan bisnis mengalami kerugian terus menerus. Upaya yang dilakukan pemilik usaha adalah dengan melakukan evaluasi dimana terjadi kesalahan dalam mempertimbangkan besaran harga jual serta menjadikannya pengalaman sehingga kedepannya ketika mengembangkan usaha dan berinovasi dengan produk baru tidak mengalami kesalahan dalam menetapkan harga jual.

Selain risiko tersebut, risiko yang mungkin dihadapi oleh pemilik usaha adalah
 

Risiko kredit, dikarenakan kedepannya dalam upaya mengembangkan bisnis akan dilakukan tambahan modal melalui hutang bank. Ketika melakukan hutang, maka akan rentan dengan kenaikan suku bunga. Upaya yang dilakukan untuk memitigasi risiko tersebut adalah dengan menerapakan pengawasan arus keuangan untuk memonitor penerimaan dan pengeluaran serta melakukan efisiensi biaya.

9. Perencanaan Permodalan

Berdasarkan pengembangan-pengembangan yang telah dilakukan dalam menunjang tingkat produksi dan juga nilai jual suatu produk tentunya juga membutuhkan perencanaan modal yang baik agar pengembangan-pengembangan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Berikut ini meupakan perencanaan modal yang menunjang peningkatan produksi usaha Bu Mimin Catering.

Macam Biaya                                   Biaya

1. Packaging Custom Box              2.000. / satuan

2. Packaging Plastik Custom        1.000./ satuan

3. Biaya pembutan brosur               500 / satuan 

Total                                                  3.500 / satuan produk

Pengembangan usaha catering milik Bu mimin juga memerlukan pembelian beberapa alat yang akan digunakan untuk meningkatkan serta juga menunjang dalam pengembangan usaha catering yang di milikinya

Macam biaya                                   Biaya (Rp)…

1. Kulkas Freezer                             8.000.000
 

2. Alat Press                                         150.000

Total                                                   8.150.000

Untuk proyeksi penjualan selama 1 bulan kami menargetkan minimal 4 k ali pesanan yaitu:

2 x Partai Besar (Minimal 200 porsi @ Rp. 80.000,-)

2 x ( 200 porsi x Rp. 80.000,-) = Rp. 32.000.000,-

2 x Partai kecil (Minimal 50 porsi @ Rp. 80.000,-)

2 x ( 50 porsi x Rp. 80.000,-) = Rp. 8.000.000,-

Perkiraan Pendapatan minimal 1 bulan kurang lebih sekitar Rp. 24.000.000,-

Referensi

Djohanputro, Bramantyo. 2008. Manajemen Resiko Korporat. Jakarta: PPM

Hamdani, Trio. (29 Maret 2020). Omzet Bisnis Katering Anjlok 40% Imbas Wabah Corona. detikfinance. https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4957268/omzet-bisnis-katering-anjlok-40-imbas-wabah-corona. Diakses pada tanggal 26 April 2020

Islam, K., & Syaikhuddin, M. M. 2018. Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi di Lembaga Kursus Pelatihan Nusa Indah Jombang. Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer. 9(1).12-21

Laeliyah, Siti. 2017. Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kuliner Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Usaha Kang Bagong Catering Semarang). Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo [Skripsi].

Marjuki, M. and Fadillah, A., 2014. Pengaruh Tenaga Penjualan dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 2(1).

Rohmalia, Putri A. 2013. Pengelolaan Bisnis Catering dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Berbasis Web (Studi Kasus pada Anggun Catering). Jurnal Sistem Informasi: Vol.8 No.2 page:181-201.

Wibowo, FX Setiyo & Bachtiart, Yogi. 2018. Analisa Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Katering di Ibu Djoko Catering. Jurnal Sains Terapan Pariwisata. 3(2). 253-268.